Dengan Paduka, wahai sang raja kembali ke sunyaruri hanya saya menghaturkan pesan, agar paduka menghitung kelak sepeninggal hamba. Apabila sudah datang waktunya genap lima ratus tahun mulai hari ini akan saya ganti agama (di jawa) agama budhi akan saya sebarkan di tanah jawa.
Anggapan yang berkembang saat ini, umumnya menyatakan bahwa “Jangka Sabdo Palon” merupakan sebuah kitab jangka yang berbicara kehancuran islam di tanah jawa dan di gantikan oleh “Agama Budhi” setelah 500 tahun keruntuhan kerajaan majapahit.
Tetapi apa yang dimaksud Agama Budhi? Jawabannya bermacam-macam: ada yang mengatakan agama Hindu, karena Majapahit adalah kerajaan Hindu dan Raja Brawijaya adalah penganut agama Hindu dan tentu saja Sabdo Palon dan Noyo Genggong juga beragama Hindu. Ada yang mengatakan agama Budha (dekat istilahnya dengan Budhi). Ada pula yang mengatakan agama Kristen, bahkan ada yang menafsirkan agama Islam . Jadi Islam akan mengganti islam?
Ya, Islam dengan kabar berbeda. Islam yang murni (mungkin aliran wahabi, seperti yang di praktekkan Negara-negara Islam seperti Arab Saudi) akan menggantikan Islam yang bercampur dengan budaya atau kepercayaan local. Islam yang di ajarkan oleh wali songo telah bercampur dengan agama-agama yang sudah ada di Indonesia adalah Islam sinkretis, bukanlah Islam murni. Ada juga yang mengatakan sebaliknya. Islam fundamentalis (murni) akan di gantikan oleh Islam progresif yang di anjurkan oleh kelompok Islam liberal. Ada juga yang mengatakan agama Budhi adalah ajaran etik dan ahlak.
Terlepas dari agama apapun yang di tafsirkan sebagai “Agama Budhi” agama itu harus mengajarkan etika Universal, seperti persahabatan dan persaudaraan universal tanpa membedakan manusia kedalam apartheid orang beriman vs orang kafir, ia harus mengajarkan cinta, welas asih, dan non kekerasan. Bukan mengajarkan permusuhan, kebencian dan kekerasan.
Agama yang mengajarkan yang kedua dan mengabaikan yang pertama hanyalah jubbah untuk imperialism politik dan dominasi satu suku atau suku lainnya. Ia adalah alat untuk mencapai dan mempertahankan kekuasaan.
S. Radhakrishan mengatakan agama seperti itu adalah agama yang diperalat untuk menyucikan nafsu-nafsu manusia. “tragedy manusia menjadi yang paling tajam ketika cintanya pada kekuasaan memakai jubbah kehormatan agama. Dari semua belenggu keduniawian menggunakan jubbah agama adalah yang paling sukar untuk dipatahkan.
Ini adalah musuh tak terlihat dari agama sejati, pembunuh tak kelihatan yang tidak diakui sebagai demikian dan oleh karena itu lebih halus dan lebih berbahaya. Satu agama berhenti menjadi satu kepercayaan universal, bila ia tidak membuat manusia-manusia universal (Eastern Religions And Western Thought)
Dibawah ini dua tulisan yang menafsirkan masing-masing agama Budhi yang disebut di atas,
1. Oleh Susiyanto, dari pusat peradaban Islam (PSPI), di kutif dan diringkas karena aslinya terlalu panjang, dari blognya
2. Oleh M. Dawam Raharjo, pemimpin redaksi majalah Ulumul Quran. Yang di muat secara utuh hanya di ganti judulnya dari “Sabdo Palon Dan Noyo Genggong” menjadi “Islam Pundamentalis” di ganti oleh “Islam Progresif” agar sesuai isinya tulisan ini di muat di Koran tempo, 19 maret 2006.
Susiyanto sendiri menyatakan, hal demikian memang sulit dipahami, sebab banyak bahasa symbol yang di gunakan dalam kitab tersebut.
0 Komentar untuk "SABDO PALON; AGAMA BUDHI AKAN SAYA SEBARKAN DI TANAH JAWA"