Kisah Nyata; Preman pun menjadi Premandita


Boleh percaya, boleh tidak. Tapi ini memang kisah nyata. Seorang preman yang datang dan melakukan meditasi lalu melukat di Pura Siwa, Desa Pujungan, Tabanan, bisa berubah total. Kini dia pun menjadi penekun Agama hingga disebut sebagai Premandita.

Pura Siwa tidak terbatas untuk umat Hindu saja, banyak agama lain yang datang untuk bermeditasi dan melakukan pembersihan diri, seperti Budha, Islam, Kristen. Menurutnya mereka yang datang mengaku menemukan jati diri mereka di Pura Siwa. Bahkan banyak para sulinggih, serta para Pejabat sembahyang di Pura ini. “Seperti misalnya yang dulunya Preman atau suka minum minuman keras datang ke sini (Pura Siwa, Red) dan bermeditasi lalu melukat, dan sekarang sudah berubah serta mereka juga giat mendalami Agama. Sehingga diberikan julukan Premandita, bukan Pinandita,” ujar Jero Mangku Sutarjana sambil tersenyum.

Untuk lokasi favorit para bakta melakukan meditasi adalah di dekat Payogan Ida Betara Lingsir. Hingga saat ini tidak diketahui siapa sebenarnya Beliau, namun yang pasti sosok Beliau adalah seorang petapa yang mencapai Moksa (menyatu dengan Tuhan, Red) di Gunung Batukaru. “Ada yang bilang Rsi Markandya, ada yang bilang Ki Suling, tetapi sampai saat ini tidak diketahui pasti siapa Beliau, namun begitulah wujud Beliau yang berada di sana,” lanjutnya.

Suasana yang tenang, dan penuh aura religious membuat Pura Siwa sangat tepat dijadikan tempat meditasi. Apalagi letak Pura Siwa yang berada 1.174 kilometer di atas permukaan laut membuat hawa semakin sejuk. Dan yang lebih menakjubkan adalah ketika cuaca cerah, dari Pura Siwa bisa menyaksikan tujuh Gunung yang ada di Pulau Jawa, salah satunya adalah Gunung Semeru dan Gunung Raung.

“Apa pun yang diminta dan dimohon harus didasari dengan niat tulus dan tergantung dari Karma kita sendiri,” tegasnya, sembari mengatakan banyak calon yang akan pilkada tangkil ke Pura Siwa.

Yang lebih mengagumkan lagi Warga Negara Asing (WNA) juga banyak yang datang untuk bermeditasi. “Saya juga awalnya tidak tahu dari mana mereka mengenal Pura Siwa,” sebut dia.

Selain itu, ada tradisi unik di Pura Siwa. Jika hendak memasuki Madyaning Mandala, terlebih dahulu para Bakta harus melepaskan alas kaki. Jadi selama melakukan kegiatan di Pura Siwa, kita harus bertelanjang kaki. Selain untuk menjaga kebersihan, hal tersebut dilakukan untuk tetap menjaga kesucian Pura dari hal-hal yang bersifat kotor di luar.

Selain itu, meskipun juga banyak bakta yang datang hanya sekadar mengambil foto, Jero Mangku Sutarjana juga mengingatkan agar perempuan yang sedang datang bulan untuk tidak mencoba-coba memasuki areal Pura karena akan berakibat fatal. “Dulu pernah ada yang berbohong dan masuk ke Pura, tetapi waktu menaiki tangga orang itu terjatuh dan setelah ditanya ternyata menstruasi,” terangnya. (dewa rastana/art)

Sumber : http://www.baliexpressnews.com/2016/02/20/pura-siwa-2-preman-pun-menjadi-premandita/

Share this article :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Kisah Nyata; Preman pun menjadi Premandita"