DIALOG DENGAN MISSIONARIS



Oleh: I Putu Santika

Dua orang tamu, Michael dan Robin Dari putugas pekabaran dengan semangat pantang menyerah  dan gigih beberapa minggu berturut-turut berkunjung kerumah untuk terus mempromosikan keyakinannya (Tuhannya). Kedatangan mereka saya jadikan moment untuk saya belajar lebih giat agar memahami agama lebih baik untuk menghadapi gempuran- gempuran serta sekaligus menyampaikan konsep-konsep ajaran Hindu kepada mereka.

Berikut adalah dialog kami, Tamu (T) dan putu (P):

T: Pak Putu dalam situasi dunia yang tak menentu saat ini dimana banyak terjadi kejahatan atau kejadian yang mengancam keselamatan jiwa manusia, agar mendapat keselamatan maka kita perlu selalu mendekatkan diri dan mohon perlindungan kepada Tuhan. Untuk bisa mendekatkan diri kepada Tuhan maka kita perlu terlebih dahulu harus mengenal Tuhan itu sendiri.
P: Saya sependapat. Sesuai konsep ajaran Hindu, Tuhan (Brahman) dapat dilihat dari dua aspek yaitu Nirguna Brahman (transenden, mutlak, acyntia, tidak dapat dipikirkan) dan Saguna Brahman(immanen, Tuhan pribadi, dapat dipikirkan). Kalau di Hindu Tuhan itu dipanggil OM atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan ada empat jalan yang di kenal dengan istilah Catur Yoga yaitu Bhakti (jalan cinta kasih), Karma (melakukan perbuatan tanpa terikat pada hasilnya), Jnana (jalan pengetahuan), Yoga (jalan pengendalian diri yaitu tapa, brata, yoga dan semadhi).

T: Sesuai dengan keyakinan kami bahwa Tuhan kami adalah Juru Selamat, dimana orang yang ikut keyakinan kami akan terselamatkan. Bagai mana pendapat pak putu tentang keselamatan? 
P: Saya berbeda pendapat dengan anda, menurut pandangan saya bahwa orang itu tidak serta merta akan terselamatkan dalam hidupnya kalau hanya sekedar karena iman tetapi tidak diikuti oleh perbuatan atau tindakan. Sesuai dengan ajaran Hindu yaitu Hukum Karma bahwa selamat atau tidak selamatnya kita dalam hidup ini tergantung bagaimana perbuatan kita. Kalau kita berbuat tidak baik maka pasti tidak akan selamat sedangkan kalau kita berbuat baik pasti akan selamat. Inilah salah satu keyakinan yang mendasar dalam agama Hindu.

T: Oh ya, kalau begitu kami baru dengar di Hindu ada juga keselamatan.
P: Sesungguhnya keselamatan bukan monopoli agama tertentu dan konsep ini sudah ada sejak beribu-ribu tahun sebelum masehi atau bahkan sejak penciptaan alam ini. Jadi sebenarnya konsep keselamatan itu bukan hal yang baru dan keselamatan itu di klaim oleh orang yang berkeyakinan tertentu sebagai hal yang baru serta menjadi miliknya karena mereka baru tahu atau mereka tak mau tahu. Dalam agama Hindu istilah yang lebih tepat adalah pembebasan dari tumibal lahir bukan selamat dari siksa neraka.

T: Saya pernah jalan-jalan ke Bali dan saya lihat hampir setiap rumah ada tempat pemujaan leluhur. Kenapa orang Hindu menyembah leluhur?
P: Sebelum saya menjawab, saya Tanya anda terlebih dahulu. Kenapa anda menyembah Tuhan yang nota bene sebelumnya berwujud manusia? Bukankah karena Dia yang memberi tuntunan hidup dan memberi keselamatan? Seperti kita ketahui semua agama meyakini bahwa manusia di ciptakan oleh Tuhan. Pertanyaannya bagaimana cara Tuhan menciptakan manusia? Apakah langsung manusia itu terjun dari langit? Bukankah Tuhan menciptakan manusia itu melalui ibu dan bapak? Jadi kita berhutang budi sama Tuhan, sama orang tua (Leluhur). orang Hindu menyembah (sebagai bentuk penghormatan) leluhur karena leluhur itu yang menyebabkan manusia ada di bumi.

T: Apakah  menyembah leluhur saja sudah cukup dan tak perlu lagi menyembah Tuhan?
P: Sudah tentu tidak cukup menyembah leluhur saja, setelah kita menghormati leluhur selanjutnya kita menyembah Tuhan dengan segala manifestasinya secara berjenjang sesuai dengan tingkat kesuciannya. 

T: Kalau kita perhatikan dalam kehidupan masyarakat luas banyak orang yang jujur atau baik tapi hidupnya mengalami kesusahan (tidak selamat) tapi ada sebagian orang yang kelihatannya tidak baik tapi hidupnya enak (selamat) bagaimana ini bisa terjadi?
P: Hal itu hanya bisa dijelaskan melalui Hukum Karma, yang merupakan salah satu dasar keayakinan agama Hindu. Ada tiga jenis karma yaitu: Sancita (hasil perbuatan masa kehidupan terdahulu yang mempengaruhi kehidupan sekarang), Prarabda (hasil perbuatan sekarang yang di nikmati sekarang), dan Kriyamana (hasil perbuatan masa sekarang yang dinikmati pada kehidupan yang akan datang). Orang yang berbuat baik pada masa kehidupan sekarang tapi hidupnya susah begitu pula orang yang berbuat jahat pada kehidupan sekarang tapi hidupnya enak ini berarti dia sedang menikmati Sancita Karma Pahalanya. Didalam agama anda hal itu dijelaskan dengan takdir, dimana Tuhan secara sewenang-wenang menentukan nasib manusia.

T: Bagaimana kok karma yang terdahulu bisa di nikmati dalam hidup sekarang padahal orangnya sudah mati? Bukankah hidup ini Cuma sekali saja?
P: Pemikiran yang menyatakan hidup ini Cuma sekali adalah dari kaca mata bahwa “diri adalah badan ”, sedangkan pemikiran Hindu menyatakan kita hidup berulang kali (reinkarnasi). Yang mati dan hancur hanya badan, sedangkan jiwa adalah kekal. Ketika badan mati sang atma (jiwa) akan pergi meninggalkan badan lama untuk mencari badan baru sesuai dengan karma wasananya, untuk melanjutkan evolusi rohaninya sampai mencapai kebebasan (Moksa).

T: Tuhan kami mengajarkan tentang kasih, apakah di Hindu mengajarkan tentang kasih?
P: Didalam Hindu diyakini jiwa atau atman itu merupakan bagian dari brahman (Tuhan). Ini tercermin dalam ucapan agung tat twam asi (itu adalah kamu), dengan demikian jiwa yang murni yang bersemayam dalam setiap diri dalam setiap diri manusia adalah sama begitu pula dengan jiwa yang murni dari mahluk hidup lainya.  Kalau kita menyakiti orang lain ataupun mahluk lain maka sebenarnya kita menyakiti diri sendiri begitu juga sebaliknya, bila kita mengasihi orang lain berarti kita mengasihi diri sendiri.  Dari dasar keyakinan ini berkembanglah konsep-konsep ajaran Hindu yang merefleksikan kasih seperti Vasudeva Kutumbhakam (semua mahluk adalah bersaudara), Ahimsa (tidak menyakiti/tidak membunuh). Jadi ajaran kasih dalam Hindu adalah universal tidak terbatas hanya sesama pemeluk agama tertentu. Atau bukan sesama manusia saja tetapi meliputi alam semesta termasuk mahluk hidup lainnya seperti hewan dan tumbuhan.

Dari pengalaman-pengalaman diskusi  dengan para missionaris ini berkesimpulan untuk bisa menangkal konversi oleh pihak berkeyakinan lain dapat dilakukan hal-hal antara lain:

Pertama, kita harus mau belajar untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang agama Hindu sehingga kita bisa menjelaskan tentang agama kita dengan lebih baik dengan para tukang konversi.

Kedua, seandainya bekal pengetahuan kita belum cukup untuk berdebat dengan tukang konversi tersebut, lebih baik kedatangannya di tolak saja karena sekali di terima kedatangannya akan terus menawarkan keyakinannya karena bagi mereka hal ini akan mendapat pahala.

Ketiga, penafsiran-penafsiran ajaran agama atau adat yang menjadi pedoman dalam kehidupan masyarakat yang di buat berpuluh-puluh tahun bahkan ratusan tahun yang lalu perlu dilakukan evaluasi atau penyegaran untuk di tafsirkan kembali mengacu pada filosofi dasarnya agar pemahaman disesuaikan dengan perkembangan zaman.

Keempat, meningkatkan komunikasi dan pembinaan serta harmonisasi dengan kantong-kantong umat Hindu  yang terpencil yang terdiri dari suku yang berbeda dengan tujuan memperkokoh atau mengembalikan nilai-nilai kearifan local serta sebanyak mungkin melibatkan umat yang ada di daerah tersebut. Begitu pula pelaksanaan upacara /upakara agar dikembangkan nilai – nilai atau kearifan local  yang sudah tumbuh disana. 

Share this article :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "DIALOG DENGAN MISSIONARIS"